Featured

not fond

Sabtu, 07 Maret 2009

Brasil dan samba

Stadion Rasunda di Kota Stockholm, Swedia pernah menggoreskan sejarah hebat bagi Brasil. Di stadion ini lah, tim Samba meraih gelar juara dunia pertamanya usai menundukkan tuan rumah Swedia 3-1 di final Piala Dunia 1958.

Dan 49 tahun berselang, Stadion Rasunda kembali menjadi tempat keberuntungan bagi Brasil. Meski tampil tidak seperti karakter asli Brasil yang piawai memainkan bola-bola pendek mengalir cepat plus suguhan atraksi skill individu bak tarian Samba, Brasil menang 1-0 atas tim Afrika, Ghana, dalam laga persahabatan, Selasa (27/3) malam waktu setempat.

Gol semata wayang kemenangan anak asuh Carlos Dunga dipersembahkan penyerang berambut kriwil yang bermain di klub Spartak Moskow, Rusia, Vagner Love di menit ke-17.
"Kami seharusnya lebih mampu memindahkan bola sesering mungkin, kami juga harusnya lebih sabar menunggu peluang," ujar Dunga seperti dikutip AP, Rabu (28/3).

"Kami meninggalkan lapangan dengan gembira karena kami menang. Namun, kami tahu, kami seharusya bisa tampil lebih baik dari ini," sambung super star Brasil, Ronaldinho.
Penampilan Brasil saat melawan Ghana memang sangat berbeda ketika mereka mengalahkan Chile 4-0 di Goteborg, Sabtu (24/3) lalu. Brasil kali ini nampak lebih defensif, terutama setelah mereka unggul 1-0. Seolah goyangan Samba khas Brasil sirna. Bahkan, ketika Ghana bermain dengan 10 pemain di 12 menit terakhir setelah gelandang Haminu Draman menerima kartu kuning kedua, Ronaldinho dkk tetap tak mampu menambah gol.

Namun, terlepas dari penampilan kurang greng yang ditunjukkan timnya, Dunga mengaku puas. Diakuinya, ia masih menurunkan line-up eksperimen di laga kesembilannya bersama Brasil. Ia masih mencari the winning team yang akan diturunkan di Copa Amerika Juni mendatang.
"Ghana bermain dengan kelebihan fisik, dan itu tidak mudah bagi kami setelah bermain melawan Chile empat hari lalu. Skor 1-0 saya pikir sudah bagus. Saya puas dengan dua pertandingan yang kami mainkan," sambung Dunga.

Skor 1-0 itu sendiri membuat Ghana gagal membalas kekalahan telak 0-3 dari Brasil di babak 16 besar Piala Dunia 2006 lalu. Lebih dari itu, ini lah kekalahan pertama Ghana dalam tujuh laga sejak ditukangi Claude Le Roy. Meski begitu, Le Roy mengaku puas dengan penampilan timnya. Ia menyebut The Black Stars, julukan Ghana, pantas meraih hasil lebih baik.

"Kami memainkan sepak bola level tinggi, dan itu sangat penting bagi masa depan tim ini. Sejujurnya, saya pikir hasil imbang lebih adil bagi kedua tim," ungkap Le Roy, yang oleh Federasi Sepak Bola Ghana dibebani target menjuarai Piala Afrika 2008 di mana Ghana bertindak sebagai tuan rumah.had

Susunan Pemain :
Brasil (4-4-2): Cesar; Ilsinho (Alves 60`), Lucio, Juan, Mineiro; Kleber, Ronaldinho, G Silva (Josue 46`), Kaka (Elano, 70); Love (Oliveira 74`), Robinho (Diego 77`). Pelatih : Carlos Dunga
Ghana (4-4-2): Kingson; Painstil, Adu Sarpei, Dickoh, Mensah; Addo (Boateng 74), Kingston (Kumordji, 74), Annan, Draman, Gyan (Tachie-Mensah, 11), Muntari. Pelatih : Claude Le Roy

0 komentar:

Posting Komentar

 

info menarik sepak bola Design by Insight © 2009